pak jamur

Koordinasi Dengan Ahli Budidaya Jamur

Tim AMERTHA Sumita berhasil menjalankan koordinasi yang efektif dengan narasumber ahli budidaya jamur, I Gusti Ngurah Ketut Sudiasa. Dalam workshop yang diadakan, beliau, yang merupakan penduduk Desa Jagapati, memberikan pengetahuan mendalam tentang budidaya jamur, khususnya jamur tiram. dalam berbagi pengalaman praktis, termasuk langkah-langkah pembentukan lingkungan yang mendukung pertumbuhan optimal jamur.

Selama wawancara, I Gusti Ngurah Ketut Sudiasa memberikan pandangan rinci tentang alat, bahan, dan proses yang diperlukan dalam budidaya jamur. Informasi ini menjadi dasar bagi tim AMERTHA Sumita dalam merencanakan implementasi budidaya jamur di Desa Sumita. Beliau juga memberikan wawasan berharga mengenai pengolahan limbah kayu sebagai media tanam jamur, sesuai dengan permasalahan limbah kayu ukiran di desa tersebut.

Kolaborasi dengan narasumber tidak hanya memberikan keuntungan pengetahuan, tetapi juga membuka peluang kerjasama yang lebih luas antara Desa Sumita dan Desa Jagapati. Pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar kedua desa ini diharapkan dapat meningkatkan potensi pengembangan budidaya jamur di Desa Sumita dan menciptakan jaringan kerja positif dan berkelanjutan di antara desa-desa di Bali.

Foto Kegiatan

pkk

Workshop “Limbah Kayu Ukiran sebagai Media Tanam Jamur” dengan PKK dan Pemudi Desa Sumita

Tim AMERTHA Sumita mengadakan workshop dan talkshow kolaboratif dengan PKK, mengusung tema pemanfaatan limbah kayu ukiran menjadi media tanam jamur di Banjar Pande Desa Sumita. Acara ini dihadiri oleh 48 peserta yang antusias, dimulai dengan proses absensi dan pembukaan MC. Setelah doa bersama dan nyanyian lagu kebangsaan, sambutan dari ketua pengusung dan ketua pelaksana memberikan gambaran visi besar serta dimensi operasional acara.

Sambutan dari sekretaris desa memberikan konteks lokal dan kepentingan kegiatan dalam konteks Desa Sumita. Pemaparan materi pemateri menjelaskan lebih dalam tentang media tanam jamur sebagai inovasi dalam pemanfaatan limbah kayu ukiran. Sesi tanya jawab memungkinkan peserta untuk berbagi ide dan memperoleh wawasan tambahan.

Praktek langsung menjadi inti workshop dan talkshow, di mana peserta terlibat langsung dalam proses pemanfaatan limbah kayu menjadi media tanam jamur. Saat pembagian baglog yang sudah berisi bibit kepada peserta, setiap peserta diberi tanggung jawab untuk merawat bibit tersebut, menciptakan keterlibatan aktif dalam menjaga lingkungan dan mendukung keberlanjutan.

Foto Kegiatan

sd

Workshop Limbah Kayu Ukiran sebagai Media Tanam Jamur di SD Negeri 2 SUMITA

Tim AMERTHA Sumita mengadakan workshop inovatif tentang pemanfaatan limbah kayu ukiran sebagai media tanam jamur di SD N 2 Sumita. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang keberlanjutan lingkungan, tetapi juga untuk mengajarkan siswa cara mengelola limbah kayu ukiran secara kreatif dan berkelanjutan.

Workshop dimulai dengan doa bersama dan menyanyikan lagu kebangsaan, diikuti oleh sambutan dari Tim AMERTHA Sumita yang menjelaskan latar belakang dan tujuan acara. Mereka menyoroti pentingnya pemanfaatan limbah kayu ukiran sebagai langkah positif untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta manfaat media tanam jamur sebagai solusi inovatif dalam mengelola limbah tersebut.

Pemaparan materi dilakukan secara interaktif dan menarik agar siswa dapat memahami konsep dan manfaat penggunaan limbah kayu ukiran sebagai media tanam jamur. Para siswa juga diberikan pemahaman tentang peran jamur dalam mendaur ulang limbah kayu ukiran menjadi sumber daya yang bermanfaat. Setelah sesi pemaparan, workshop melibatkan siswa dalam sesi praktek, di mana mereka langsung terlibat dalam pembuatan media tanam jamur dari limbah kayu ukiran. Tim AMERTHA Sumita memberikan panduan langkah demi langkah, mulai dari persiapan limbah kayu hingga penanaman bibit jamur.

Workshop ini tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis, tetapi juga menjadi platform untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa. Harapannya, para siswa dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka dengan mengaplikasikan konsep keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Dengan demikian, workshop ini bukan hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga merangsang semangat inovasi dan kesadaran lingkungan di kalangan siswa.

Foto Kegiatan